SOCIAL MEDIA

Rabu, 28 Agustus 2024

Ganjil Genap Jakarta: Tips Anti Khawatir untuk Perantau dan Wisatawan

Berkunjung ke Jakarta jadi salah satu pilihan liburan untuk keluarga kami. Selain karena letaknya yang tidak jauh-jauh amat, di Jakarta banyak tempat yang edukatif untuk anak-anak. Buat kami yang merantau ke Sumatra, hal tersebut sudah cukup menarik.

Jalanan-Ganjil-Genap-Jakarta

Sayangnya, yang kadang bikin mikir sebelum berangkat dengan membawa kendaraan pribadi adalah aturan ganjil genap Jakarta yang mengkhawatirkan.

Tahu, sih, aturan dibuat pasti ada tujuan baiknya, termasuk ganjil genap ini. Nggak sekadar bikin warga ribet lalu ngebatin, “Duh, aturan apaan, sih. Bikin nggak bebas aja mau pergi-pergi!” Jangan misuh-misuh dulu ya, dek, ya. Karena ternyata, aturan ganjil genap untuk jangka pendek cukup membawa manfaat mengurai kemacetan ibu kota.

Bagi perantau dan wisatawan yang hendak ke Jakarta dan membawa kendaraan roda empat, aturan ini sebenarnya nggak terlalu ribet, asalkan kita mau cari tahu. 

Tips Anti Khawatir Menghadapi Ganjil Genap Jakarta untuk Perantau dan Wisatawan:


1. Atur Waktu Jalan-Jalan

Peraturan gage (ganjil genap) ini tidak berlaku 24 jam kok. Hanya pada jam tertentu saja. Skema gage dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 06.00-10.00 WIB pada pagi hari dan pukul 16.00-21.00 WIB di sore hingga malam hari. Aturan gage juga hanya berlaku di hari Senin sampai Jumat. Akhir pekan dan hari libur nasional, kendaraan bebas melintas kapan pun.

Jadwal bepergian keluarga bisa menyesuaikan untuk menghindari jam-jam tersebut. Kalau plat kendaraan sesuai dengan kalender gage, bebas saja mau bepergian jam berapa pun. 

Cek kalender dan jam sebelum berangkat, karena kalau sampai terkena tilang dendanya lumayan, Bu, maksimal Rp 500 ribu. Dana segitu bisa buat beli tiket ke tempat wisata.

2. Pelajari Rute Ganjil Genap Jakarta

Penting juga untuk kepo jalan yang akan kita lewati ke tempat yang kita tuju. Ibu-ibu juga penting belajar aplikasi navigasi seperti G-Maps atau Waze, meski kadang salah-salah, yang penting nggak buta-buta amat kalau perlu pakai ya, Bu.

Tidak semua jalan di Jakarta terkena aturan gage. Ada 25 titik jalan yang harus diwaspadai pada jam gage, yaitu: Jalan Pintu Besar Selatan, Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Majapahit, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati dari Simpang Jalan Ketimun sampai Jalan TB Simatupang, Jalan Suryopranoto, Jalan Balikpapan, Jalan Kyai Caringin, Jalan Tomang Raya, Jalan Jenderal S Parman, Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan HR Rasuna Said, Jalan D.I Pandjaitan, Jalan Jenderal A. Yani, Jalan Pramuka, Jalan Salemba Raya sisi Barat, untuk Timur mulai dari Simpang Jalan Paseban Raya sampai Diponegoro, Jalan Kramat Raya, Jalan Stasiun Senen, Jalan Gunung Sahari.

Kondisi-Jalanan-Jakarta

3. Gunakan Transportasi Umum

Transportasi umum di Jakarta juga bisa jadi alternatif wisata edukasi buat anak-anak. Selama ini di Palembang anak-anak senang sekali kalau diajak naik LRT.

Di Jakarta pilihan transportasi umum lebih banyak lagi karena ada MRT, KRL, dan bus TransJakarta yang tidak terpengaruh aturan gage. Angkutan umum pelat kuning, ambulans, truk pemadam kebakaran, sepeda motor, kendaraan listrik, kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara, beberapa kendaraan dinas, pengangkut logistik, dan lainnya, termasuk kendaraan yang kebal terhadap aturan ganjil genap Jakarta.

Bila memilih naik transportasi umum jangan lupa untuk mengisi saldo uang elektronik dan membawa kartu sesuai jumlah orang yang melakukan perjalanan.

4. Pastikan Perut Terisi dan Perbekalan Aman

Menghadapi jalanan Jakarta yang kadang tidak terprediksi, penting memastikan bapak, ibu, dan anak-anak dalam kondisi kenyang. Apalagi untuk anak-anak, stok camilan atau snack harus dibawa. Mencegah mereka kelaparan, yang jadi penyebab rewel dan berujung bikin suasana di dalam kendaraan tidak kondusif. Kalau sudah begitu bapak ibunya bisa panik, lalu tidak fokus memilih jalan.  

Selain bekal makanan dan minuman, cek baterai power bank sebagai cadangan baterai smartphone, dan charger bila dibutuhkan. Saat travelling smartphone ini andalan banget buat ini itu. Makanya, diantisipasi biar nggak sampai mati total.

5. Ajak Warga Lokal

Jalan pintas agar bepergian di jalanan Jakarta lebih tenang dan anti bingung adalah mengajak warga lokal. Warga lokalnya bisa sahabat dekat atau keluarga yang memang bersedia meluangkan waktunya untuk ikut kita ke mana-mana. Pengetahuan mereka soal jalanan Jakarta bisa membuat perjalanan lebih nyaman dan aman dari gage.

Jalanan-Jakarta-di-Malam-Hari

Kondisi di jalan memang bisa menjadi tidak terduga. Tapi dengan melakukan persiapan, setidaknya membuat mental kita lebih tenang. Selebihnya buat yang muslim, Bismillahi tawakkaltu ‘alallah.

Kalau Teman-Teman, apa yang bikin pengin atau nggak pengin bepergian ke Jakarta? Ceritain sedikit di kolom komentar, dong. Semoga bermanfaat! 

Minggu, 01 Oktober 2023

The Golden Hour: IU Concert, Menikmati Konser dari Layar Lebar

Garis besarnya, film ini adalah dokumentasi konser IU yang mengambil judul The Golden Hour, persis seperti nama konsernya. Live concertnya sendiri sudah berlangsung tanggal 17-18 September 2022 lalu di Jamsil Olympic Stadium, Seoul.

Waktu setahun agaknya digunakan untuk menyempurnakan live concert 3 jam 30 menit menjadi sajian layar lebar menarik dengan durasi 2 jam 52 menit. 


The Golden Hour: IU Concert
Postcard Film The Golden Hour: IU Concert (Dok. pribadi)


Kok Bisa Nonton?

Alhamdulillah ya, saya nemu info soal film ini karena tidak sengaja download aplikasi Cinepolis. Jadi, pure kebetulan. Secara saya juga bukan Uaena (fandom IU). Cuma suka saja sama lagu-lagu IU dan kepribadian sang artis. Begitu pemesanan tiketnya dibuka tanggal 28 September 2023, saya langsung pesan tiket supaya dapat kursi incaran, biar nggak puyeng kalau nonton layar super gede. Dan film The Golden Hour: IU Concert ini juga terbatas penayangannya hanya dari tanggal 28 September-1 Oktober 2023.


Review

Baguuus!

Saya nggak pernah nonton konser secara langsung. Makanya saya dibuat amazed dengan megahnya panggung dan entertainment sepanjang konser. Despite ada kemungkinan pakai script, tapi nonton The Golden Hour serasa riil bisa sedekat itu sama IU. Halu banget, kan? 


IU naik balon udara, pertunjukan drone warna-warni, juga ciamiknya orkestra dan band, nunjukkin konser ini dipersiapkan serius buat ngasih hiburan fans IU maupun bukan, beyond expectation. Kalau soal dancernya IU, nggak usah ditanya lagi ya. Thumbs up.



The Golden Hour: IU Concert
Hot Air Balloon di Konser IU (Via scmp(dot)com)


Kalau saya tidak salah hitung sepanjang konser, ada 7 atau 8 kali IU berganti outfit. Dari dress yang cute, sampai gaun yang mewah dan anggun. Nah, yang jadi favorit saya adalah kemeja santai dipadukan dengan celana jeans longgar yang dikenakan saat encore. Favoritnya IU sendiri malah setelan formal dengan dasi dan celana panjang, karena kata dia, pakai celana panjang dan setelan itu bikin dia fokus nyanyi dan nggak terlalu mikirin gaunnya. Curhat jujur yang bikin seantero stadion ngakak.


Di setiap jeda antar bagian-bagian lagu, IU menyapa penonton dengan obrolan yang sedikit banyak menunjukkan sifatnya yang sangat humble. Meskipun IU itu artis papan atas Korea, ternyata dia bisa juga nggak pede karena khawatir penonton nggak ikutan sing a long di beberapa lagu yang dia bawakan. 


Ngomongin setlist The Golden Hour (daftar lagu yang dibawakan saat konser), menurut saya, IU realistis dan memperhatikan detail. Jujur saja, saya merasa asing dengan lagu-lagu baru IU. Tapi, setelah mendengar pertama kali, seperti biasa, musikalitas IU memang mudah untuk bikin orang suka. Meskipun, ada kurangnya sedikit, harusnya judul lagu dicantumkan dalam film saat lagu dibawakan, supaya bisa nge-track, karena kadang nggak tahu judul padahal familiar sama lagunya. IU sebenarnya nyebutin lagu yang sudah atau akan dia nyanyikan, tapi kalau dicantumin beriringan dengan subtitle lebih baik. Soal subtitle english di setiap lirik lagu udah ciamik banget, bikin bisa menghayati arti lagu. Apapun kurangnya, setlist yang disusun rasanya bisa memuaskan fans tahun-tahun awal IU debut dan sangat bisa dinikmati fans masa kini. Penyusunan lagu nge-beat energik ke ballad-nya juga pas.


Dari sekitar 20-an lagu yang IU bawakan, lagu-lagu favorit saya seperti Every End of The Day, Friday, Only I Didn’t Know, Good Day, You and I, Blueming, Palette, Lilac, dinyanyikan IU saat konser! Senangnya!


The Golden Hour: IU Concert
Outfit Favorit (Via @allkpop)

Sedihnya, di konser ini IU mengumumkan bahwa Palette dan Good Day nggak akan masuk lagi dalam setlist di konser-konser IU mendatang. Alasan yang saya tangkap, karena lirik lagu Palette sudah nggak lagi relevan bagi pribadi IU yang saat ini sudah dewasa di usianya yang kepala 3. Good Day kurang lebih sama seperti itu juga alasannya. Tapi, kalau Good Day, saya sendiri mikir kasihan pita suara IU. Karena lagu Good Day ada bagian di mana IU harus menyanyikan three high notes. Meskipun Good Day adalah lagu hits yang mengangkat nama IU, tapi memutuskan mengeluarkan Good Day dari setlist adalah keputusan bijak.


Nonton The Golden Hour bikin saya jadi bahagia nonton konser. Entah karena IU yang membawakan diri dengan apik seolah jadi bestie sendiri dengan obrolannya atau memang konsernya nagih. Tapi serius deh, cara IU berinteraksi sama penonton itu sopan, lucu, witty, cerdas, tapi asyik. Jadi, dia kayak bukan seleb yang biasanya berjarak sama penonton. Meskipun kenyataannya sama-sama tahu, dia seleb, saya rakyat jelata.


Kalau soal sensasi suara, jelas memanjakan telinga. Bawaan suara IU enak didengar, sound konser oke, apalagi sound Dolby Atmos. Buat penikmat musik, The Golden Hour: IU Concert menurut saya cocok dimasukkan watchlist


Meskipun sebagai kaum mendang-mending, agaknya saya mikir-mikir dulu kalau  di tahun-tahun depan IU akan menggelar konser lagi di Indonesia. 🤣


The Golden Hour: IU Concert
Logo Uaena Pakai Drone (Via X @babiejieun)

Sabtu, 25 Maret 2023

Sesuatu yang Harus Dibaca Setiap Hari

Momen yang pas membahas hal ini di bulan Ramadan.

Beberapa tahun yang lalu, cukup hits kampanye membaca alquran 1 juz 1 hari. Sampai terbentuk komunitasnya, bernama ODOJ (One Day One Juz). Meskipun kemudian diakomodir juga yang belum bisa sehari membaca 1 juz, bisa ikut One Day One Page (satu halaman). Inti dari campaign itu adalah mengajak agar kita bisa membiasakan membaca alquran setiap hari (karena iman manusia yang naik turun), seberapapun, sesuai kemampuan kita.

Sebelum ada kampanye tersebut, saat masih berstatus mahasiswa, saya juga punya target harian pribadi untuk paling tidak membaca alquran 1 atau setengah juz setiap hari. Bukan apa-apa, kalau tidak ditarget, saya ngerasa ngaco soal baca alquran.


Alquran Sesuatu yang Harus Dibaca Setiap Hari

Kamis, 23 Maret 2023

Blogging Dulu dan Kini

Satu hal yang membuat saya bangga pada diri sendiri adalah mempertahankan blog. Meskipun ada sisi menyedihkannya, yaitu bertahan punya blog, tapi kosong banget isinya di beberapa tahun terakhir. Cry!

Ngakunya seneng nulis, tapi susah banget meluangkan waktu buat blogging. Duh!

Padahal, bagi saya blog itu safe place untuk mengeluarkan uneg-uneg. Itulah ide awal saat dulu bikin akun Blogspot di zaman lulus SMA. Menjadikan blog tempat curhat di dunia maya, karena rasanya curhat di buku diary perlu dibikin high tech. Haha.


Blogging Dulu dan Kini

Minggu, 08 Januari 2023

Jawa Tengah dan Cara Saya Mengenangnya Bareng Traveloka

Lahir, lalu menikmati masa kanak-kanak hingga remaja di ibu kota Jawa Tengah, tapi kalau ditanya teman dari luar kota, ‘Za, rekomendasi wisata or kuliner di Semarang dan sekitarnya, dong?’ Saya lebih sering bingung daripada langsung menjawab lugas. Haha. Parah.

Akhirnya, kalau ditanya teman-teman, saya sendiri harus googling atau cek Instagram untuk memberitahu tempat-tempat kuliner atau spot yang cocok dikunjungi.



Jawa Tengah dan Cara Saya Mengenangnya Bareng Traveloka

Kamis, 29 Desember 2022

Jump Break untuk Menambah Jumlah Postingan di Halaman Depan Blog


Lagi semangat nulis di blog lagi. Tapi, ngerasa terganggu dengan jumlah postingan di halaman depan blog yang cuma 4 biji. Padahal menurut saya, semakin banyak jumlah postingan yang muncul di halaman depan blog, semakin memancing pembaca untuk mampir lebih lama di blog kita. Senang, kan, kalau artikel blog kita dibaca tidak hanya satu dua tulisan?

Teringat pernah chat yang jualan template blog soal menambah jumlah postingan, tapi cuma disuruh ubah setting-an di Blogger. Sudah berulang kali coba, ternyata nggak berubah juga jumlah postingan di halaman depan. 

Ilustrasi Menambahkan Jump Break

Selasa, 27 Desember 2022

6 Tahun Merantau di Luar Jawa, Gimana Rasanya?

Setelah menikah dan punya anak, baru ngerasa kalau merantau itu a big deal. Dulu saat kuliah dan kerja, juga pernah merantau, tinggal dan belajar di luar kota kelahiran. Tapi, kayak yang nggak gimana-gimana. Apa karena masih muda, belum tau kerasnya kehidupan? Haha.


Keluarga perantau