Berkunjung ke Jakarta jadi salah satu pilihan liburan untuk keluarga kami. Selain karena letaknya yang tidak jauh-jauh amat, di Jakarta banyak tempat yang edukatif untuk anak-anak. Buat kami yang merantau ke Sumatra, hal tersebut sudah cukup menarik.
Sayangnya, yang kadang bikin mikir sebelum berangkat dengan membawa kendaraan pribadi adalah aturan ganjil genap Jakarta yang mengkhawatirkan.
Tahu, sih, aturan dibuat pasti ada tujuan baiknya, termasuk ganjil genap ini. Nggak sekadar bikin warga ribet lalu ngebatin, “Duh, aturan apaan, sih. Bikin nggak bebas aja mau pergi-pergi!” Jangan misuh-misuh dulu ya, dek, ya. Karena ternyata, aturan ganjil genap untuk jangka pendek cukup membawa manfaat mengurai kemacetan ibu kota.
Bagi perantau dan wisatawan yang hendak ke Jakarta dan membawa kendaraan roda empat, aturan ini sebenarnya nggak terlalu ribet, asalkan kita mau cari tahu.
Tips Anti Khawatir Menghadapi Ganjil Genap Jakarta untuk Perantau dan Wisatawan:
1. Atur Waktu Jalan-Jalan
Peraturan gage (ganjil genap) ini tidak berlaku 24 jam kok. Hanya pada jam tertentu saja. Skema gage dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 06.00-10.00 WIB pada pagi hari dan pukul 16.00-21.00 WIB di sore hingga malam hari. Aturan gage juga hanya berlaku di hari Senin sampai Jumat. Akhir pekan dan hari libur nasional, kendaraan bebas melintas kapan pun.
Jadwal bepergian keluarga bisa menyesuaikan untuk menghindari jam-jam tersebut. Kalau plat kendaraan sesuai dengan kalender gage, bebas saja mau bepergian jam berapa pun.
Cek kalender dan jam sebelum berangkat, karena kalau sampai terkena tilang dendanya lumayan, Bu, maksimal Rp 500 ribu. Dana segitu bisa buat beli tiket ke tempat wisata.
2. Pelajari Rute Ganjil Genap Jakarta
Penting juga untuk kepo jalan yang akan kita lewati ke tempat yang kita tuju. Ibu-ibu juga penting belajar aplikasi navigasi seperti G-Maps atau Waze, meski kadang salah-salah, yang penting nggak buta-buta amat kalau perlu pakai ya, Bu.
Tidak semua jalan di Jakarta terkena aturan gage. Ada 25 titik jalan yang harus diwaspadai pada jam gage, yaitu: Jalan Pintu Besar Selatan, Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Majapahit, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati dari Simpang Jalan Ketimun sampai Jalan TB Simatupang, Jalan Suryopranoto, Jalan Balikpapan, Jalan Kyai Caringin, Jalan Tomang Raya, Jalan Jenderal S Parman, Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan HR Rasuna Said, Jalan D.I Pandjaitan, Jalan Jenderal A. Yani, Jalan Pramuka, Jalan Salemba Raya sisi Barat, untuk Timur mulai dari Simpang Jalan Paseban Raya sampai Diponegoro, Jalan Kramat Raya, Jalan Stasiun Senen, Jalan Gunung Sahari.
3. Gunakan Transportasi Umum
Transportasi umum di Jakarta juga bisa jadi alternatif wisata edukasi buat anak-anak. Selama ini di Palembang anak-anak senang sekali kalau diajak naik LRT.
Di Jakarta pilihan transportasi umum lebih banyak lagi karena ada MRT, KRL, dan bus TransJakarta yang tidak terpengaruh aturan gage. Angkutan umum pelat kuning, ambulans, truk pemadam kebakaran, sepeda motor, kendaraan listrik, kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara, beberapa kendaraan dinas, pengangkut logistik, dan lainnya, termasuk kendaraan yang kebal terhadap aturan ganjil genap Jakarta.
Bila memilih naik transportasi umum jangan lupa untuk mengisi saldo uang elektronik dan membawa kartu sesuai jumlah orang yang melakukan perjalanan.
4. Pastikan Perut Terisi dan Perbekalan Aman
Menghadapi jalanan Jakarta yang kadang tidak terprediksi, penting memastikan bapak, ibu, dan anak-anak dalam kondisi kenyang. Apalagi untuk anak-anak, stok camilan atau snack harus dibawa. Mencegah mereka kelaparan, yang jadi penyebab rewel dan berujung bikin suasana di dalam kendaraan tidak kondusif. Kalau sudah begitu bapak ibunya bisa panik, lalu tidak fokus memilih jalan.
Selain bekal makanan dan minuman, cek baterai power bank sebagai cadangan baterai smartphone, dan charger bila dibutuhkan. Saat travelling smartphone ini andalan banget buat ini itu. Makanya, diantisipasi biar nggak sampai mati total.
5. Ajak Warga Lokal
Jalan pintas agar bepergian di jalanan Jakarta lebih tenang dan anti bingung adalah mengajak warga lokal. Warga lokalnya bisa sahabat dekat atau keluarga yang memang bersedia meluangkan waktunya untuk ikut kita ke mana-mana. Pengetahuan mereka soal jalanan Jakarta bisa membuat perjalanan lebih nyaman dan aman dari gage.
Kondisi di jalan memang bisa menjadi tidak terduga. Tapi dengan melakukan persiapan, setidaknya membuat mental kita lebih tenang. Selebihnya buat yang muslim, Bismillahi tawakkaltu ‘alallah.
Kalau Teman-Teman, apa yang bikin pengin atau nggak pengin bepergian ke Jakarta? Ceritain sedikit di kolom komentar, dong. Semoga bermanfaat!