Sepuluh pilar komitmen da’i :
1)Al Fahmu
Yang kami maksud dengan al fahmu adalah:
Anda yakin bahwa fikrah (pandangan) kami adalah fikrah
islamiyah yang solid dan tangguh, serta Anda memahami Islam seperti apa yang
kami pahami dalam kerangka dua puluh landasan (al ushuul al ‘isyruun).
(Hasan Al Banna)
2)Al Ikhlash
Yang kami maksud dengan al ikhlash adalah:
Seluruh ucapan, perbuatan, dan perjuangan seorang aktifis
muslim selalu ditujukan dan dimaksudkan hanya kepada Allah Ta’ala saja, serta
memohon ridha-Nya semata, juga kebaikan ganjaran-Nya. Tidak ingin mengharap
imbalan apapun, baik berupa harta, tahta, martabat, dan kedudukan, tanpa
melihat maju mundurnya perkembangan dakwahnya.
Dengan demikian, ia telah menjadi seorang “jundi” (prajurit)
baik secara intelektual maupun aqidah, bukan seorang jundi yang mencari imbalan
dan manfaat, seperti yang difirmankan Allah Ta’ala dalam Al Qur’an:
“ Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam “ (QS. Al An’am;162)
Dengan demikian, seorang aktifis muslim selalu memahami
doktrin “Allah tujuan kami” dan “Allah Maha Besar dan bagi-Nya segala puja dan
puji.”
(Hasan Al Banna)
3)Al ‘Amal
Yang kami inginkan dari al ‘amal adalah:
Buah dari ilmu dan ikhlash, seperti yang disebutkan dalam Al
Qur’anul Karim : “Dan katakanlah:”Beramallah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat amal kalian itu, dan kalian akan
dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian amalkan.” (QS.At
Taubah:105)
Adapun urut-urutan amalnya adalah:
- Mengoreksi
dan memperbaiki diri
- Membentuk
dan membina keluarga muslim
- Memberi
petunjuk dan membimbing masyarakat dengan dakwah
- Membebaskan
tanah air dari penguasa asing
- Memperbaiki
pemerintahan
- Mengembalikan kepemimpinan dunia kepada umat Islam
- Menjadi soko
guru dunia dengan menyebarkan dakwah Islamiyah ke seluruh penjuru dunia
(Hasan Al Banna)
4)Al Jihad
Yang kami maksud dengan al jihad adalah:
Suatu kewajiban yang masanya membentang (tak akan berhenti)
sampai hari kiamat dan apa yang dikandung dari sabda Rasulullah SAW “ Barang
siapa yang mati, sedangkan ia tidak berjuang atau minimal punya niat untuk
berjuang, maka ia mati dalam keadaan mati jahiliyah “
Adapun urutan paling bawah dari jihad adalah ingkar hati, dan
yang paling tinggi adalah perang mengangkat senjata di jalan Allah. Sedangkan
di tengah-tengah itu adalah jihad lisan, pena, tangan, berkata benar dihadapan
penguasa tirani.
Dakwah tak akan hidup dan berkembang kecuali dengan jihad.
Karena kedudukan dakwah yang begitu tinggi dan bentangannya yang luas maka
jihad merupakan jalan satu-satunya untuk bisa menghantarkannya. Juga betapa
besar pengorbanan dalam mengokohkan posisi dakwah itu dan apa yang akan
diperoleh para pengemban dakwah dari pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Firman Allah Ta’ala: “Dan berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya
jihad” (QS.Al Hajj:78)
Dengan demikian anda sebagai aktifis dakwah tahu akan hakikat
doktrin “Jihad adalah jalan kami.”
(Hasan Al Banna)
5)At Tadhiyyah
Yang kami maksud dengan at tadhiyyah (pengorbanan) adalah:
Pengorbanan jiwa, raga, harta dan waktu serta segala sesuatu
dalam rangka mencapai tujuan. Dan tidak ada kata jihad di dunia ini tanpa
adanya rasa pengorbanan. Anda jangan merasa bahwa pengorbanan Anda akan hilang
begitu saja demi meniti jalan fikrah kami ini. Tapi itu tak lain adalah sebuah
ganjaran yang melimpah dan pahala yang besar, barang siapa yang tak mau
berkorban dengan kami maka ia berdosa. Karena Allah Ta’ala telah menegaskan hal
itu dalam banyak ayat Al-Qur’an. Dengan memahami ini maka Anda akan memahami
doktrin “Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi”.
(Hasan Al Banna)
6)Ath Tha’ah
Yang kami maksud dengan at tho’ah adalah:
Melaksanakan sekaligus menjalankan perintah tanpa reserve,
baik dalam kelapangan maupun kesempitan, dalam suka maupun duka.
(Hasan Al Banna)
7)Ats Tsabat
Yang kami maksud dengan ats tsabat adalah:
Tetaplah Anda sebagai aktifis dakwah yang selalu aktif
berjuang pada jalan yang ditujunya, walaupun masanya panjang bahkan sampai
bertahun-tahun, sampai nanti bertemu Allah Rabbul ‘Alamin dalam kondisi seperti
itu, dengan meraih salah satu dari dua kebaikan, berhasil mencapai tujuan atau
meraih syahadah pada akhirnya. Firman Allah SWT:
“Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada
yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka
sedikitpun tidak mengubah janjinya.” (QS. Al Ahzab:23)
Waktu bagi kami merupakan bagian dari solusi, sebab jalan
dakwah itu panjang dan jauh jangkauannya serta banyak rintangannya. Tapi semua
itu adalah cara untuk mencapai tujuan dan ada nilai tambah berupa pahala dan
balasan yang besar serta menarik.
(Hasan Al Banna)
8)At Tajarrud
Makna at tajarrud bagi kami adalah:
Agar Anda membersihkan fikrah Anda dari segala pengaruh
dasar-dasar hidup dan sosok pribadi orang-orang selain fikrahmu, sebab ia
paling tinggi dan paling komplit dari yang lainnya. Firman Allah:
“Celupan Allah, dan siapakan yang paling baik celupannya dari
Allah? “ (QS. Al Baqarah:138)
(Hasan Al Banna)
9)Al Ukhuwwah
Arti al ukhuwwah yang kami maksudkan di sini adalah:
Agar seorang aktifis dakwah menggabungkan antara hati dan ruh
dengan tali aqidah, sementara aqidah itu sendiri merupakan tali yang paling
kuat dan paling mahal. Ukhuwwah (persaudaraan) adalah saudara (teman) seiman,
sementara perpecahan itu saudara kekafiran. Kekuatan yang pertama adalah
kuatnya persatuan dan kesatuan, tak ada persatuan bila tak ada cinta kasih,
sedangkan derajat cinta yang paling rendah adalah hati yang selamat dari buruk
sangka kepada muslim lainnya dan yang paling tinggi adalah itsar, yaitu
mendahulukan kepentingan saudaranya daripada kepentingan pribadi. “Dan barang
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung. “ (QS. Al Hasyr:9)
(Hasan Al Banna)
10)Ats Tsiqah
Yang kami maksud dengan Ats Tsiqah adalah:
Kepercayaan dan ketenangan (kemantapan hati) seorang jundi
kepada pimpinannya dalam hal kemampuan dan keikhlasannya, sebab kepercayaan
yang dalam ini akan menciptakan rasa cinta, hormat dan taat. Firman Allah SWT :
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikanmu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan terhadap apa yang kamu putuskan, dan mereka menerimanya
dengan sepenuh hati. “ (QS. An Nisa’:65)
Pimpinan adalah bagian dari dakwah, tak ada dakwah bila tanpa
kepemimpinan. Dari rasa saling percaya antara pemimpin dan para jundinya inilah
kemudian lahir kekuatan struktur dakwah, pengaturan strateginya dan
keberhasilannya dalam mencapai tujuan, serta kemampuannya menanggulangi segala
rintangan dan kesulitan yang menghalang jalan dakwah. Allah berfirman:”Maka
yang lebih baik dan utama bagi mereka adalah tanda ketaatan dan ucapan yang
baik.” (QS. Muhammad:21)
(Hasan Al Banna)
“Ulurkan tanganmu, aku akan
membaiatmu,” pinta Umar RA
“justru aku ingin
membaiatmu,” jawab Abu Bakar RA
“Engkau lebih utama
(afdhal) daripadaku,” tukas Umar.
“Engkau lebih kuat
daripadaku,” jawab Abu Bakar.
“Kekuatanku untukmu
bergabung dengan keutamaanmu.”
Umar menutup dialog dan
sebuah generasi baru dimulai.
Hanya beberapa detik aku membaca dialog singkat itu, dan
mataku memanas dan aku merinding total.
Referensi buku :
Untukmu Kader Dakwah (Pustaka Da'watuna) oleh Rahmat Abdullah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar