Bismillaahirrahmaanirraahiim,
Cerita dimulai ketika aku jalan di belakang temenku, terus aku melihat embosan JENESYS AFS di punggung sweaternya.
Yuhuuu…AFS, langsung aja aku tanya2 apa hubungan temenku itu dengan AFS. Eng ing eng, ternyata temenku itu pernah ikut exchange student ke Jepang selama 2 minggu.
Hua, aku pernah ikut seleksi program yang sama, yang sayangnya aku gagal lolos di seleksi tahap ketiga T.T
Then, temenku itu cerita soal pengalamannya selama 2 minggu di Jepang, yang kata dia sebenarnya gak terlalu ‘exchange student’ tapi, lebih mirip ‘tour in Japan’, hehe.
Cerita-cerita dia di Jepang bikin aku semakin mupeng pengen ke sana.
|
temenku ke Jepang bulan Desember |
Di Jepang, dia dapat nilai masyarakat Jepang yang luarbiasa disiplin (tagline pribadi yang ingin aku usung di 1433 H ini), mulai dari hal kecil seperti sarapan pagi. Terus juga tentang masyarakat Jepang yang gak fokus ke satu agama (pergi ke kuil Shinto, merayakan natal sebagai celebration day, dll.), hal itu sebenarnya membuka peluang besar untuk mensharekan dan mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada mereka. Namun, karena temenku merasa bahasa inggrisnya gak begitu oke, dia merasa bersalah karena gak bisa total ngasih penjelasan yang gamblang soal Islam.
Cerita tentang anak sekolahan di Jepang yang ternyata hobi tidur di kelas, bikin aku merasa akhirnya sisi manusiawi orang Jepang terungkap juga…mereka tu ya, di kelas kalau ada guru yang ngajar, mereka gak ada yang ngobrol, tapi, kalau yang tidur banyak…haha.
Tapi, meski mereka suka tidur di kelas, mereka selalu setiap malam belajar sendiri di rumah, contohnya, yang jadi hostfam temenku, dia selalu tidur di atas jam 12 malam, karena mengulang pelajaran yang diajarkan di sekolah. Ketekunan, kerajinan, dan keuletan yang patut dicontoh kan?
Yeah, semakin pengen merasakan bumi lain di dunia ini, Jepang!!!
Berlanjutnya ke cerita berikutnya,
Ceritanya tentang, betapa luarbiasanya kehidupan temenku di tanah rencong.
Saat heboh masa2 G*M dulu, dia saat di sekolah sampai2 harus tiba2 tiarap karena ada pasukan G*M yang masuk. Dia menyaksikan orang dibunuh dan ditembaki.
Ceritanya bikin miris, bahwa masih ada sekelompok orang yang amat meninggikan suatu ras dan tidak menyukai ras lain sedemikian rupa sehingga mampu membunuh oranglain.
Aku gak terlalu tau sih, masalahnya sebenarnya karena rasisme atau yang lain...
Dari cerita itu, aku mengagumi betapa tabahnya dan kuatnya temenku itu dikelilingi oleh kondisi yang tiap hari harus waswas dengan nyawa kita di keesokan harinya.
Yah, memang kita semua harus merasakan itu, dzikrul maut, bahwa kita mempunyai jaminan bakal mati kapanpun.
Menyedihkan. Mengharukan. Cerita tentang keluarga yang kehilangan anggota keluarganya karena mendapat ‘undangan’ dari pasukan G*M.
Aku gak menyangka, bahwa saat aku nyaman di belahan Indonesia sebelah sini, temenku sedang berusaha survive dengan keberlangsungan hidupnya di belahan Indonesia yang lain.
Allahu akbar!
Daerah yang dulu aku kagumi dengan keislamannya ternyata menyimpan banyak hal yang aku gak sangka-sangka.
Yeah, dan itu terjadi dibawah langit yang sama denganku.
Dua cerita itu, diceritakan padaku pada hari yang sama.
yang satu sore hari menjelang maghrib dan yang satu lagi sekitar ba'da maghrib.
Hari itu...begitu, apa ya, lumayan susah untuk dideskripsikan. Dalam sehari yang berlainan waktu, aku bisa mendengarkan kisah di bagian bumi yang amat menyenangkan dan menawan, lalu di bagian bumi lain terjadi sesuatu yang …(aku gak tau definisi apa yang tepat).
Hm.
Wallahua’lam bishawab.
Bogor @Babakan Lebak 11:46 PM
12-1-2012