Bismillah,
Haha. Alhamdulillah, kecepatan bacaku meningkat, gak
terlalu menyedihkan. Aku menyelesaikan Cinta di Ujung Sajadah nya Asma Nadia
dalam waktu beberapa jam.
Agak ngerasa aneh sebenarnya sama diriku sendiri karena
tertarik membeli buku dengan judul seperti “ Cinta di Ujung Sajadah “. Tapi,
menurutku not bad lah...lumayan juga meskipun aku pribadi menganggap ini bukan
yang nomor satu dari karya-karya sang penulis ^_^v.
Ada Rindu di Mata Peri adalah judul awal novel ini
sebelum dicetak ulang oleh penerbit Republika.
Novel ini berkisah tentang seorang Cinta -dideskripsikan
oleh tokoh-tokoh lain dalam novel ini dan sang penulis- yang memiliki mata
seperti peri. (Jujur, rada gak kebayang mata seperti peri itu seperti apa...aku
malah jadi keinget telinga elf nya si Legolas, hehe ^_^v)
Kehidupan Cinta rada-rada Cinderella abis, punya ayah
yang agak kesulitan menyampaikan kasih sayang pada anaknya –rada-rada abiku
banget, ini mah- yang menjadikan beliau terkesan cuek dan dingin. Beliau
menyembunyikan rahasia besar soal ibu Cinta, hingga membuat Cinta
bertanya-tanya soal ibu yang dianggapnya sudah meninggal dunia.
Ayah Cinta menikah dengan seorang mantan model yang punya
dua orang anak cewek yang dia akui agak-agak bikin frustasi. Oke, di bagian ini
yang menurutku Cinderella banget.
Cinta punya mama tiri, dua saudara yang iri banget sama dia
yang membuat hidup Cinta rada-rada neraka abis...
Then, dia bertemu dengan tetangga depan rumah as prince
charming, Makky Matahari Muhammad yang lumayan mencerahkan hari-hari Cinta.
Makky Matahari Muhammad, lucu juga nama Muhammad nya di
belakang, kayak nama adik tingkat yang pernah aku baca. Dan...kenapa aku jadi
mikir kalo laki-laki identik dengan matahari, (haha. Jadi inget sama The Moon
That Embraces The Sun, hehe ^_^v)
Oke, baca sinopsisnya rada-rada mikir kalo novel ini
bakal fokus sama Cinta-Makky. Tapi, ternyata gak (untunglah...).
Novel ini mengekspos kehidupan Cinta yang tanpa ibu.
Hingga saat usianya yang ketujuh belas, sebuah fakta yang disembunyikan pembantu
Cinta membuat Cinta keluar dari zona nyaman hidupnya.
Yeah, travelling time lagi setelah Tahta Mahameru...
Tapi, kali ini bukan kota-kota asing, tapi, alamat-alamat
yang dicantumkan dalam novel jelas aku gak tahu...hehe.
Jakarta-Bandung-Jogja.
Cinta berkeliling kota untuk mencari sosok ibu yang
sangat dirindukannya.
Mengharukan. Hampir bikin nangis, karena BGM yang aku
denger cukup mendukung juga.