Jadwal
kami hari ini adalah melihat pameran yang ada di kampus. Semacam pasar kaget
kalau di IPB, namun lebih rapi dan tertata. Pukul 9 lebih sedikit kami bertemu
Hoang di depan kampus, meskipun kami sedikit terlambat, Hoang tidak
berkeberatan karena dia juga baru saja tiba di tempat pertemuan.
Kami
tiba di tempat pameran yang menjual barang-barang kebutuhan mahasiswa seperti
baju, celana, piring, gelas, pernak-pernik, dan tak lupa makanan. Harga yang
ditawarkan juga lebih murah karena pameran ini memang diperuntukkan mahasiswa.
Saya membeli souvenir seharga 10000 VND dan kami membeli tempat bekal makan dan
gelas masing-masing seharga 8000 VND dan 3000 VND. Kami bertemu dengan
teman-teman yang akan menjadi teman sekelas di pameran tersebut dan mereka
terlihat senang.
Lalu
mereka mengajak kami ke coffee shop (FIT Coffee) dekat asrama. Kami mengobrol dan menumpang
wifi gratis disana. Teman-teman mencoba kopi khas Vietnam yang menggunakan
saringan diatas gelasnya, cukup heboh saat teman-teman NLU mengajari kami cara
menikmati kopi tersebut. Saya hanya melihat saja, karena seperti yang saya
sebutkan sebelumnya, sistem tubuh saya tidak terlalu bersahabat dengan kopi.
Saya menikmati es teh Vietnam yang gratis dan bisa direfill berkali-kali. Kopi
khas Vietnam dihargai 17000 VND dan capuccino 19000 VND. Cukup lama kami berada
disana.
Akhirnya
kami memutuskan untuk mencoba mengikuti kelas Seminar pada pukul 2 siang. Dr.An
mengizinkan kami untuk mencoba dulu kelas Seminar itu, karena beberapa dari
kami belum yakin untuk mengambil kelas tersebut. Linh, teman kami menyarankan
kami untuk datang lebih awal di kelas. Kami mengiyakan.
Kami
memilih pulang dulu ke rumah untuk makan siang dan sholat lalu berpisah dengan
teman-teman NLU.
Kami
datang ke kelas sesuai dengan jadwal, karena itu kami harus berjalan amat cepat
di tengah terik matahari.
Karena
masih merasa asing, kami duduk saja di kursi tersisa yang ada di paling
belakang barisan.
Dr.An
dosen yang akan mengajar kelas Seminar datang sekitar pukul 2.10 pm. Beliau
terlihat senang melihat kami ada di kelasnya.
Bahasan
hari itu adalah tentang kerangka jurnal dan isinya. Jurnal sebenarnya bukan hal
baru bagi mahasiswa semester 7 seperti kami.
Di
kelas, kami diminta untuk membentuk kelompok dengan anggota 2-3 orang untuk
mendiskusikan isi jurnal lalu mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Sebenarnya, saya pribadi merasa canggung untuk bergabung dengan teman-teman
lainnya dan Dr. An sepertinya melihat kecanggungan itu, karena beliau lalu
mengizinkan kami mahasiswa Indonesia untuk berada dalam 1 kelompok.
Melihat
suasana kelas di advanced program NLU tidak jauh berbeda dengan kelas ITP di
IPB. Mereka berisik sebelum kelas dimulai, mengobrol kesana kemari, dan
lain-lain. Saat dosen datang, mereka sekali dua kali harus diingatkan untuk
tetap tenang. Saat dosen menjelaskan, 2-3 mahasiswa yang aktif bertanya atau
menjawab. Saat teman yang lain presentasi didepan kelas, kadang perlu diancam
dulu untuk tetap tenang dan memperhatikan. Dr.An juga mendorong mahasiswa untuk
tidak malu aktif bertanya atau apapun di kelas, misalnya saat sesi presentasi,
ada mahasiswa yang mungkin terlalu cepat menjelaskan sehingga apa yang mereka
jelaskan di depan kelas tidak terlalu bisa kita mengerti, Dr.An mempersilakan
kami untuk meminta teman kami tersebut mengulanginya lagi, supaya kami benar
mengerti apa yang disampaikan teman kami.
“
You shouldn’t be excellent, you just have to understand step by step.” Itu
quote yang cukup berarti yang diucapkan oleh Dr.An sepanjang kuliahnya bagi
saya.
Saat
Norman dan Ghita mempresentasikan hasil diskusi kelompok kami, teman-teman NLU
kelihatan tertarik dan Dr.An amat mengapresiasi hasil diskusi kami, meskipun
hasil diskusi kami yang sama temanya dengan kelompok teman NLU mengambil sisi
yang berbeda dari yang dipresentasikan teman-teman NLU.
Kuliah
berakhir sekitar pukul 4 pm, kami menuju gerbang sekolah melewati pameran yang
tadi pagi kami lihat, namun sore itu terlihat lebih ramai. Kami akan pergi
bersama teman-teman sekelas untuk melihat festival Mid Autumn.
Menaiki
bus nomor 6 dengan perjalanan sekitar 15 menit dan berjalan kaki sekitar 15
menit lagi, kami sampai di sebuah taman kanak-kanak yang juga sudah dipenuhi
mahasiswa NLU. Mereka sedang sibuk menghimpun anak-anak kecil di taman kanak-kanak
tersebut untuk merayakan festival Mid Autumn. Mereka berbaris dan bernyanyi
serta menari sampai sekitar pukul 6 pm. Saya baru tahu bahwa beberapa anak yang
ada di situ adalah yatim piatu saat pertengahan acara.
Saat
langit mulai gelap, mahasiswa NLU mulai membagikan lampion kepada anak-anak.
Kami berlima juga akhirnya mendapatkan lampion tersebut.
Sejak
sore, langit memang tampak tidak bersahabat karena mendung, jadi saya
menganggap bahwa pada festival tersebut kami tidak akan melihat full moon. Namun,
saat saya ikut membagikan lampion ternyata saya sempat melihat full moon itu
meskipun hanya sebentar.
Kami pulang sekitar
pukul 7 atau 8 pm, saat di perjalanan Ling berkata pada saya bahwa tadi di
taman kanak-kanak itu anak-anak bertanya pada Ling kenapa kami melihat sebegitu
rupa ke arah mereka. Saya tertawa menanggapi perkataan Ling. Ling saat itu
memberikan jawaban pada mereka bahwa kami memandangi mereka karena mereka
terlihat sangat lucu, ya, itu memang benar. Anak-anak kecil di dunia manapun memang
terlihat lucu.