Bismillah.
Film
ini bercerita tentang seorang pendekar perguruan silat tongkat emas bernama
Cempaka yang mempunyai 4 orang anak murid. Biru, Gerhana, Dara, Angin. Empat
orang anak yang dibesarkan Cempaka karena rasa bersalah Cempaka pada
musuh-musuh yang dikalahkannya. Khusus Angin, dia adalah anak yang mengingatkan
Cempaka pada dosa terbesarnya.
Masalah
muncul saat Cempaka merasa waktunya di dunia ini tidak akan lama lagi. Dia
memutuskan untuk menyerahkan tongkat emas dan mewariskan jurus pamungkas perguruan
tongkat emas, yakni jurus tongkat emas melingkar bumi pada salah satu murid
yang dilatihnya itu.
Murid
yang terpilih itu adalah Dara.
Cempaka
kemudian mengajak Dara dan Angin melakukan perjalanan untuk melatih jurus
tongkat emas melingkar bumi. Merasa dirinya yang lebih berhak atas tongkat emas
itu, Biru dan Gerhana meracuni Cempaka dan menyerang Cempaka serta Dara dan
Angin dalam perjalanan mereka. Cempaka terbunuh, Dara dan Angin diselamatkan
oleh seorang pendekar.
Biru
dan Gerhana kemudian pergi ke perguruan silat terkuat saat itu dan mengatakan bahwa Dara dan
Angin telah membunuh Cempaka serta merampas tongkat emas yang menjadi hak Biru.
Semua anggota perguruan percaya perkataan Biru dan Gerhana lalu memburu Dara
dan Angin.
Dara
dan Angin diselamatkan oleh seorang pendekar bernama Elang (>_<). Mereka
berdua sempat merasakan hidup dengan damai bersama penduduk desa yang dimimpin
Elang. Namun, itu tidak berlangsung lama karena penduduk desa diserang oleh
perguruan tempat Biru dan Gerhana berada. Demi menyalamatkan penduduk desa,
Angin menyerahkan diri sebagai tawanan, Dara tidak bisa melakukan apa-apa saat
itu karena Angin melumpuhkan syaraf-syarafnya. Dara yang ingin menyelamatkan
Angin tidak mampu mengalahkan Biru dan Gerhana, dan membuat Angin harus mengorbankan
diri sekali lagi. Meskipun Dara sudah menyerahkan tongkat emas pada Biru dan
Gerhana, mereka berdua membunuh Angin. Dara yang ingin membalas dendam pada
Biru dan Gerhana ditahan oleh Elang.
Elang
mengingatkan pada Dara soal jurus tongkat emas melingkar bumi yang harusnya
dipelajari oleh Dara dari Naga Putih, seseorang yang dikenal oleh Elang.
Sayangnya, Naga Putih sudah meninggalkan dunia ini. Jurus tongkat emas
melingkar bumi adalah jalan supaya Dara bisa mengalahkan Biru dan Gerhana, lalu
mengembalikan kekuasaan perguruan silat ke jalan yang benar.
Meskipun
Naga putih sudah meninggalkan dunia ini, bukan berarti Dara tidak bisa
menguasainya, karena jurus tongkat emas melingkar bumi adalah jurus berpasangan
yang dilakukan Elang bersama ayahnya (Naga putih), maka Dara bisa mempelajari
jurus itu dari Elang yang akan mengajarkan jurus itu kepada Dara sebagai
pasangannya.
Setelah
berhasil menguasai jurus tongkat emas melingkar bumi, Dara dan Elang pergi ke
tempat Biru dan Gerhana, lalu menantang mereka bertarung untuk menuntut balas
atas kematian Angin dan Cempaka, juga untuk merebut kembali tongkat emas.
Dengan kemampuan Dara dan Elang, mereka berhasil mengalahkan Biru dan Gerhana.
Cerita
berakhir dengan Elang pergi meninggalkan Dara karena janji yang sudah Elang
langgar, Dara kemudian melanjutkan melatih dan mewariskan jurus-jurus perguruan
silat tongkat emas pada anak Biru dan Gerhana yang dia besarkan.
Komentar?
What
should I say?
Film
ini keren. Kualitas pengambilan gambar, setting Sumba, kain yang dipakai
cast-nya, backsound, awesome! Benar-benar mengeskplor keindahan Indonesia. Berkali-kali saya tanya ke partner nonton, HMF, “Itu beneran Indonesia?!”
Pemerannya
juga keren. Meskipun di awal, (no offense) pemeran Dara dan Gerhana agak-agak
kagok gitu.
Huhuhu...
Mr. Elang Saputra >.< keren banget dia. The way he speaks itu lho,
fascinating parah >.<
Ah
ya, dan yang menarik hati, Aria Kusumah as Angin, kayaknya dia cuma ngomong
sebait sebelum dia meninggal deh, tapi, kalimatnya sangat mengena. Saya nggak
hafal redaksi kalimatnya, HMF as partner nonton yang inget. Apa ya, berhubungan
dengan orang yang kerdil jiwanya adalah orang yang menginginkan semuanya tapi
tidak mendapatkan apa-apa, as reverse, orang yang besar jiwanya.
Film
kolosal Indonesia yang setiap kata dan kalimat bahasa Indonesia yang diucapkan
para pemerannya sangat sesuai EYD dan sastra banget. Iyalah, kalo ngga salah, salah satu writer-nya ada Seno Gumira Ajidarma.
Di
IMDB, film ini bernilai 7.7/10. Di atas The Raid: Redemption dan sedikit di
bawah The Raid 2. Hahaha, kenapa ngebandinginnya sama film-film itu yak...
Meskipun
di awal saya bilang film ini keren, tapi, agak sayang sih, karena lagi-lagi
genre yang diangkat film yang bisa membesarkan Indonesia adalah film aksi.
Penuh dengan adegan fight and violence. Yah, ngga masalah juga sih sebenarnya.
Hanya saja...
Kalau
kata partner nonton, mungkin karena film aksi adalah film yang bisa diterima
bahasa internasional (kaliiii).
Yeah,
kalau menurut saya, sebenarnya jalan cerita film ini kurang dalam. Kayak, in my
mind said, gitu aja nih? Dendam?
Pembalasan? That’s it. Tirani yang dilakukan Biru dan Gerhana? kemudian
dikalahkan Dara dan Elang. Then? Akhir ceritanya kurang greget apa ya.
Oh
ya, dan kenapa Dara yang dipilih Cempaka? Kurang dalam, saya merasanya Dara
tidak menunjukkan keistimewaan dibandingkan Biru di awal cerita. Hm, mungkin
ketulusan dan kebaikan hati? Hm...karena Cempaka memilih Dara jangan-jangan itu
yang memancing Biru’s evil side, atau memang sedari dulu Biru sudah dendam pada
Cempaka? Okelah.
Hahaha...oke,
itu komen saya pribadi ya. No offense ^_^v
Kalimat-kalimat
keren soal ilmu banyak bermunculan dalam film ini, bikin saya teringatkan dan jadi
optimis bahwa masih banyak kok orang yang sadar akan kebaikan, iya kan? :)
Selamat
menonton, worth it kok buat yang nonton di movie theater. Yeah, itung-itung
menyumbang keuntungan untuk per-film-an Indonesia. Oh ya, dan kalo nonton di
movie theater agak geli dan banyak yang ketawa pas jurus tongkat emas melingkar
bumi disebut. Hahaha. Dan, pas Mr. Elang muncul pertama kali, heboh deh...Dan
katanya, kalau film ini sukses (dalam hal? atau in short, banyak yang nonton, maybe?), Riri Riza dan Mira Lesmana bakal bikin AADC 2,
hahaha...who knows?
Yeah,
that’s it ^_^
~di
ujung kegelapan pasti kita akan temukan cahaya, entah itu harapan atau ancaman~
Hahaha...again,
saya lupa redaksinya.