Menjadi ibu itu momen yang paling membahana dalam hidup saya. Berubah lah ritme dan irama hidup saya 180 derajat. Enggak cuma yang terlihat di mata saja, tapi juga yang hanya bisa dirasa oleh jiwa.
Contoh kecil yang sangat berubah adalah untuk memupus habis rasa ego. Kalau dulu awal menikah, memang sama pak suami harus berurusan dengan ego ini, tapi enggak sedrastis setelah punya bayi. Saat masih menjadi istri saja, kadang sering juga memperturutkan ego. Kebetulan kok pak suami itu juga tipe yang lumayan senang mengalah (kadang).
Saat sudah menjadi ibu, saya belajar melupakan keinginan diri saya. Mulai dari keinginan yang remeh temeh sampai keinginan yang langitan.
Karena apa? Tentu saja yang saya pikirkan adalah bayi saya. Makhluk mungil yang Allah amanahkan.
Suatu saat di tengah-tengah percakapan via Whatsapp di salah satu grup yang saya ikuti, saya menemukan gambar buku yang mencantumkan nama "Shalihah Motherhood".
Ah, saat melihat gambar bukunya saja langsung berdesir, serasa orang falling in love.
Ternyata itu buku karya ibu-ibu biasa yang berkarya lewat tulisan dan menjadi ibu-ibu enggak biasa.
Jujur, saya enggak tahu sama sekali awalnya Shalihah Motherhood (selanjutnya saya singkat SM) ini berisikan ibu-ibu seperti apa, yang aktivitasnya apa, latar belakangnya bagaimana. Tapi, akhirnya saya enggak jadi kepo masalah seperti itu.
Saya langsung suka sama kiprah-kiprahnya. Saya kepoin instagramnya dan sebenarnya yang paling banyak memberi info soal SM ini adalah broadcast-broadcast via Whatsapp.
SM ini seperti tahu isu apa yang lagi in di dunia ibu-ibu dan apa yang dibutuhkan ibu-ibu. Buktinya saja tema-tema kuliah Whatsapp yang diselenggarakan SM selalu berakhir dengan link yang revoked saat saya klik akibat grup chat sudah penuh. SM ini juga menjadi semacam pemantik dan penggerak untuk komunitas-komunitas per-ibu-an serupa.
Maka, saat info open recruitment SM dibuka, saya langsung menguatkan niat untuk apply. Sempat deg-degan berasa ujian apa gitu, ya, saat menunggu pengumuman. Lalu bersyukur dan bahagia saat ada nama saya di daftar pengumuman. Tuh, kan, berasa tes apaan.
Alhamdulillah, akhirnya hari ini, Senin 19 Februari 2018 saya resmi masuk ke grup Whatsapp SM sebagai member yang baru.
Ah, baru teringat kesan krusial yang saya rasakan saat mendengar SM pertama kali.
Kata Shalihah-nya sebagai nama komunitas, bikin air mata ini berderai karena teringat kekhilafan diri.
Menjadi ibu itu pekerjaan yang sama sekali tidak mudah. Betapa susahnya kita mengalahkan ego diri sampai rasanya kadang kita enggak tahan untuk meluapkan emosi.
Lalu akhirnya saya pribadi melakukan perbuatan yang sama sekali enggak 'Shalihah'. Marah-marah, menggerutu, tidak bersyukur, menuruti kemalasan, dan lain-lain.
Saya enggak bermaksud menuntut para ibu untuk menjadi sempurna.
Hanya saja, nama Shalihah itu seperti menjadi reminder bahwa menjadi ibu harusnya membuat kita semakin baik akhlaknya maupun nuraninya.
Sekian.
#SMwritingchallenge
#memberONLY
#syukuranSM
#SM4.0
#ONEDAYONEPOST
#ODOPBATCH5
Ps.
Ingin mengenal SM lebih jauh?
Image credit: Pinterest dari Instagram seseorang
Semangat menjadi Ibu shalihah Umm ^_^
BalasHapus