Credit to unsplash |
Akhir menuju awal tahun 2020 obrolan dengan teman-teman ibu di Lampung rame banget membahas tol yang bisa langsung bablas ke Palembang. Kalau sebelumnya ke Palembang harus ngelewatin jalan-jalan yang rawan dan menghabiskan waktu 6 jam atau lebih, dengan sudah dibuka secara fungsionalnya tol ke Palembang, bisa sangat menyingkat waktu.
Beberapa hari yang lalu, saya mencoba melakukan perjalanan via tol Terbanggi Besar keluar di pintu tol Jakabaring hanya butuh waktu sekitar 2 jam saja. Jangan ditanya berapa kecepatannya, sekali-kali mengintip speedometer, suami melajukan mobil di 100 km/jam - 140 km/jam. Rata-rata di 120 km/jam. Kecepatan yang bikin saya nggak berhenti zikir. Niatnya pengen tidur selama perjalanan, jadi merasa harus waspada, akhirnya nggak tidur sama sekali baik di perjalanan berangkat maupun pulang.
Di perjalanan pulang, dari pintu tol Jakabaring keluar di pintu tol Natar, Lampung Selatan, saya dan keluarga menghabiskan waktu 3.5 jam, itu pun setengah jamnya kami habiskan untuk beristirahat di rest area KM 215, satu-satunya rest area yang sudah lumayan oke sepanjang perjalanan dari Palembang ke Lampung. Arah sebaliknya saat berangkat, seingat saya belum ada rest area yang proper, makanya, saat berangkat kami tidak berhenti sama sekali.
Sisi Menarik Tol Menuju Palembang
Karena saya memang ada keperluan ke Palembang, yaitu menghadiri pernikahan teman suami, dengan adanya tol ini memang sangat menolong untuk menyingkat waktu perjalanan. Apalagi dengan dibukanya pintu tol Jakabaring. Alhamdulillah, tol Jakabaring ini dibuka sampai tanggal kepulangan saya dari Palembang. Per 5 Januari 2020 pukul 18.00, pintu tol Jakabaring ini kembali ditutup untuk penyempurnaan pengerjaan. Memang, sih, di beberapa ruas jalan tol terlihat beberapa petugas dengan alat beratnya sedang melakukan pengerjaan. Bila tol Jakabaring ini ditutup, teman-teman yang ingin ke Palembang masih bisa keluar lewat tol Kayu Agung. Yah, meskipun waktu tempuhnya akan lebih lama sekitar 1.5-2 jam.
Tol menuju Palembang ini jadi daya tarik di liburan Nataru (Natal dan Tahun Baru), selain membuat perjalanan dari Lampung ke Palembang menjadi sangat singkat, juga karena tidak dikenakan biaya tol alias GRATIS. Kita hanya perlu menge-tap etoll saja. Ketika berangkat saya tidak memperhatikan jumlah dan sisa saldo, tetapi ketika perjalanan pulang, dari Jakabaring ke Natar hanya terkena biaya 35 ribu rupiah. Sungguh sangat ekonomis.
Hasil membaca beberapa portal berita, pemerintah baru akan memberlakukan pembayaran biaya tol di awal Januari ini, entah tanggal berapa. Mungkin selepas 5 Januari kemarin.
Setau saya, dari Terbanggi Besar sampai ke Jakabaring biaya tolnya sekitar 170 ribu.
Jadi, dengan bebasnya biaya tol dan waktu tempuh yang singkat, sungguh jadi daya tarik warga Lampung, bahkan warga di kota-kota lain untuk berkunjung ke Palembang.
Kekurangan
Hal yang bikin agak kurang sreg selama menjajal tol sampai ke Palembang adalah kondisi jalan dan rest area yang belum siap sama sekali. Sampai 'diwanti-wanti' oleh teman yang sudah lebih dulu menjajal tol untuk mengisi bensin full tank, karena akan susah banget nyari SPBU di tengah-tengah perjalanan. Memang benar, di rest area yang saya lewati menuju Palembang, saya perhatikan SPBUnya belum ada yang siap. Malahan saya mendapati warga yang menjual bensin ecer dalam jerigen-jerigen kecil.
Kondisi jalan tol yang saya lewati, beberapa sudah berlubang, padahal tol ini hitungannya masih tol yang sangat baru. Saat arah perjalanan pulang menuju Lampung, bahkan ada jalan yang terlihat 'mblendung' sampai harus dibatasi dengan cone supaya tidak dilewati.
Entah memang dibangun kombinasi jalan beton dan aspal, buat saya, agak mengagetkan ketika pindah jalur, dari jalan yang terbuat dari beton ke jalan yang terbuat dari aspal. Apa bedanya? Tentu saja beda bahan penyusunnya. Kalau kata suami, lebih enak jalan aspal daripada beton. Jalan aspal juga katanya nggak bikin ban cepet 'nggripis'.
Karena tol ini merupakan tol baru, jadi saya lumayan sering melihat petugas tol yang berpatroli. Cuma, untuk lebih berhati-hati, mungkin teman-teman bisa mencatat nomor info tol. Kalau tidak salah ingat, nomor yang bisa dihubungi untuk Palembang-Terbanggi Besar di 0813-2900-0020. Antisipasi saja bila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan di jalan. Meskipun, kita sama-sama berdo'a, bila melakukan perjalanan semoga semuanya lancar dan bisa selamat sampai ke tujuan. Agak bikin deg-degan selama perjalanan kemarin, saya mendapati 1 mobil yang pecah ban sampai remuk bemper depannya saat ke arah Palembang. Di arah pulang menuju Lampung, saya ketemu dengan 2 atau 3 mobil yang pecah ban dan 1 truk yang terguling (di seberang jalan).
Karena saya pernah mengalami pecah ban di jalan tol juga, jadi ikut ngerasain paniknya kalau ketemu mobil yang mengalami hal serupa. Belajar dari kesalahan saya waktu itu, saya tidak mencatat nomor info tol, akhirnya harus nyari-nyari nomornya di google dulu. Alhamdulillah, saat itu sinyal masih oke. Satu lagi, pas tersambung pun ditanya oleh petugas tol kejadian di KM berapa saya nggak bisa jawab, karena nggak memperhatikan petunjuk KM yang biasanya ada di tengah-tengah jalan tol, selain karena kondisi di jalan tol yang gelap. Alhamdulillah, saat mengalami pecah ban itu, ada mobil patroli polisi yang sedang bertugas dan langsung sigap menghubungi petugas tol.
Eh, jadi, curcol.
So, apakah tertarik mencoba ke Palembang via jalan tol? Kabarnya di tahun 2024 jalan tol ini bisa tersambung hingga Aceh. Kita do'akan, ya, semoga pembangunannya lancar dan jalan tol yang ada saat ini bisa terawat dan terjaga kualitasnya.
Teman-teman yang sudah mencoba tol sampai ke Palembang, gimana perjalanannya selama melewati tol?
kalau dari lampung , masuk tolnya dari mana mbak
BalasHapusKalau dari bakauheni langsung tol terus aja. Kalau dari bandar lampung, bisa dari tol kota baru yg deket itera itu :)
Hapus