Akhirnya, kalau ditanya teman-teman, saya sendiri harus googling atau cek Instagram untuk memberitahu tempat-tempat kuliner atau spot yang cocok dikunjungi.
Setelah merantau ke luar Semarang, jadi catatan pribadi, meskipun anak rumahan dan lebih senang di rumah saja, paling nggak kita tahu lah wisata terkenal atau pernah icip kuliner khas daerah yang pernah kita kunjungi.
Kalau yang terakhir, sebagai anak doyan jajan, saya jarang menolak kalau diajak suami icip-icip resto atau kaki lima. Pokoknya kesempatan rehat dari waktu masak tidak akan saya lewatkan.
Kenapa Jawa Tengah Jadi Menarik?
“Kadang sesuatu baru terasa begitu berharga, ketika kita sudah merasa kehilangan”
Menohok sekali twit warga twitter yang saya baca itu.
Setelah berada jauh dari Jawa Tengah, saya baru merasa tanah kelahiran begitu menarik untuk dijelajahi. Sampai-sampai feeds explore Instagram saya isinya kuliner Jawa Tengah dan sekitarnya. Influencer dengan logat yang medok Jawa pun jadi hiburan saking rindunya dengan suasana interaksi orang-orang Semarang dan sekitarnya.
Mulai hunting tiket Palembang-Semarang (Traveloka App) |
Mau Liburan Kok Malah Pulang Kampung?
Kalau ngomongin liburan, identik sama pantai pasir putih, lautan biru, Bali, Lombok, Labuan Bajo, mana lagi yang sedang hits? Tapi, kalau saya dapat rezeki nomplok, lalu suami juga dapat izin cuti yang legaan (supaya liburannya nggak buru-buru), saya memilih untuk pulang kampung ke Jawa Tengah.
Bali, Lombok, Labuan Bajo, memang mempesona dengan segala wisata dan alamnya. Buat teman-teman yang sangat ingin melihat surganya dunia di Indonesia, #LifeYour Way!
Siapa, sih, yang nggak tergoda? Tapi, nggak semua orang yang pengin liburan harus ke sana, kan?
Bersyukur sekali Indonesia punya banyak tempat untuk dijelajahi. Apalagi di era digital seperti sekarang, tinggal klik klik, semua serba mudah. Saya pribadi termanjakan dengan mudah dan nyamannya interface Traveloka. Jadi, susah kalau mau coba aplikasi lain. Karena waktu searchingnya bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas negara ibu rumah tangga. Hahahaha.
Jawa Tengah menjadi destinasi liburan di 2023 karena…
Jawa Tengah Rumah Orang Tua Saya
Selagi masih punya orang tua, rasanya bisa menengok mereka, lalu membuat anak-anak lebih kenal (bertemu face to face) dengan kakek neneknya adalah hal yang mesti saya lakukan. Karena mungkin hanya setahun sekali saat lebaran anak-anak bisa bertemu beliau berdua. Mengajak mereka rehat sejenak dari aktivitas pekerjaan untuk melihat-lihat Jawa Tengah rasanya menggembirakan juga buat beliau-beliau.
Jawa Tengah Tempat Saya Bisa Bernostalgia
Di momen ini saya berniat menjelajah kota kelahiran, Semarang dan Jawa Tengah yang saya tahu ‘kulit luar’nya saja. Nampaknya selama beberapa tahun terakhir Semarang yang makin padat makin juga menyimpan banyak tempat-tempat untuk dieksplorasi.
Jawa Tengah Menyimpan Keelokan
Berita banjir di beberapa daerah di Jawa Tengah akhir-akhir ini memang tidak saya pungkiri membuat sedih, terutama Semarang. Meski sudah tidak asing lagi dengan lagu yang hits di tahun 2004 lewat sosok Tia di salah satu ajang pencarian bakat. 'Semarang, kaline banjir…' sounds familiar nggak, buat penikmat tayangan di stasiun tv ikan terbang?
Maka, untuk menghibur diri, mari kita selusuri kota dan kabupaten di Jawa Tengah yang meskipun beberapa daerahnya rawan banjir, tentu ada juga daerah-daerah yang indah dan mungkin belum banyak orang yang tahu.
Wishlist pertama, Kota Semarang
Pagi hari, saya akan memulai hari dengan sarapan Soto Semarang. Soto yang saya rindukan rasa ringan, gurih, dan segarnya, dengan berbagai lauk pelengkap yang membuat soto menjadi hidangan mewah. Tempe goreng gurit, sate telur puyuh, sate ayam dengan daging tebal, tapi terselip kulit ayam kenyal di tusukannya, juga sate kerang, yang kuahnya akan memperkaya rasa soto ketika dicampur.
Soto Semarang dengan pelengkapnya yang menggoda selera (Foto oleh @ordinary_phie/Instagram.com) |
Agenda berikutnya adalah city tour kota Semarang dengan naik bus wisata. Lucu-lucu sekali penamaan bus-bus ini. Ada si denok, si kuncung, dan si kenang. Saya harus googling, nih, supaya tahu arti nama-nama si bus, karena anak saya yang beranjak 6 tahun senang sekali bertanya macam-macam.
Meskipun ada mobil dan saya orang Semarang, tapi, saya nggak yakin saya masih hafal jalanan kota Semarang. Maka, let’s play tourist! Anak-anak juga bisa dapat sensasi mengasyikkannya naik bus besar.
Si Kenang bus wisata siap mengantar keliling Semarang (@sikenang_dishubsemarang/Instagram.com) |
Rute awal dan tempat pembelian tiket bus wisata gratis ini ada di Museum Ronggowarsito, di Jalan Abdulrahman Saleh, dekat bundaran Kalibanteng dan Rumah Sakit Columbia Asia Semarang.
Museum Ronggowarsito ini saya masih ingat sekali, karena dulu termasuk gedung yang sering disewakan untuk tempat pernikahan dan pernah jadi tempat latihan taekwondo. Sekali waktu saya pernah masuk ke dalam dan masih teringat koleksi replika Didi Nini Towoknya.
Selesai tur, menuruti permintaan suami, kami akan menikmati camilan khas Semarang di Loenpia Mbak Lien yang terletak di Jalan Pemuda Gang Grajen. Meski agak masuk gang dari jalan besar, tapi tempatnya nyaman dan kalau musim liburan harus pintar-pintar cari waktu agar tidak terlalu penuh sesak dan mengantre.
Yah yang ramai begitu tetap susah ditolak untuk nggak diburu. Rasa lumpia Semarang yang berisi rebung, udang, telur, dimakan dengan saus kental cokelat dan daun bawang yang renyah, kombinasi yang mantap.
Pengunjung menikmati lezatnya lumpia (@loenpiambaklien_/Instagram.com) |
Siapa yang tidak tergoda lumpia seperti ini? (@loenpiambaklien_/Instagram.com) |
Menjelang siang, saya akan menuju ke Jalan Bedagan, masih di daerah Pemuda. Tempat mie ayam pangsit langganan saat SMA. Meski tempatnya mungil, jangan salah, pangsit dan rasa mie ayamnya juara.
Gerobak biru yang khas digunakan penjual mie ayam di Semarang (Foto oleh Galih Wardhana/Google.com) |
Seporsi mie ayam pangsit di Mie Ayam Bedagan/Mie Ayam Top 88 Bedagaan ditemani es teh manis (Foto oleh Artikasari 27/Google.com) |
Liburan memang kadang agak menganggu ritme tidur siang anak-anak. Maka, penting untuk memilih hotel yang dekat dengan rute travelling. Senangnya pakai traveloka, menyediakan jutaan pilihan akomodasi termasuk hotel.
Dan traveloka memang ciamik meramu experience usernya. Tinggal ketik 'Semarang' dan kita bakal dibimbing mau ke Semarang bagian mana. Dikasih tahu juga tempat terkenal di wilayah tersebut. Saya yang orang Semarang, tapi clueless saja merasa sangat terbantu.
Ketik keyword ‘Semarang’ dan banyak petunjuk yang membantu (Traveloka App) |
Sebelum jalan-jalan lagi, penuhi dulu kebutuhan anak-anak untuk istirahat. Pentingnya memilih hotel yang dekat dengan destinasi jalan-jalan.
Salah satu pilihan hotel di Jalan Pemuda (Traveloka App) |
Sore menuju petang saat kota Semarang lumayan adem, saya ingin napak tilas kehidupan masa SMA dengan berjalan kaki di pedestrian Jalan Pemuda.
Dulu saya hampir setiap hari melintasi jalan ini karena rute bus menuju rumah saya tidak ada yang melintas langsung di depan sekolah. Saya harus berjalan dari Jalan Pemuda ke Jalan Pandanaran, tempat pemberhentian bus berada.
Tenang, saya tidak nelangsa, kok. Karena banyak juga teman-teman yang harus melakukan hal yang sama, karena rumah kami sama-sama ke arah Semarang Timur.
Travelling dengan anak-anak memang harus pintar mencari celah mengatur waktu agar mereka tidak terlalu lelah, demi maslahat keluarga di perjalanan berikutnya. Maka, saya memilih jalan-jalan sendiri saja di momen ini.
Suasana Jalan Pemuda untuk persiapan Bodjong Festival (Foto oleh @panoramasemarang/Instagram.com) |
Salah satu sisi pedestrian di Jalan Pemuda kini (Foto oleh @semarangprojects/Instagram.com) |
Wishlist Kedua, Pesona Semarang Atas
Bagi warga Semarang sudah tidak asing dengan penyebutan Semarang atas dan Semarang bawah.
Apa maksudnya?
Semarang atas adalah daerah Semarang di topografi dataran tinggi. Meliputi daerah Gombel, Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, Banyumanik, Gunung Pati, Mijen. Bagi saya jalur tanjakan menuju daerah-daerah tersebut adalah jalur yang bikin deg-degan. Apalagi kalau naik dari daerah Meteseh yang kanan kirinya mirip jurang.
Nah, Semarang bawah terkenal sebagai pusat kota dan sentra oleh-oleh. Termasuk Jalan Pemuda, Museum Ronggowarsito yang tadi saya sebutkan, tempat-tempat wisata yang terkenal seperti Klenteng Sam Po Kong, Kota Lama, Maerokoco, PRPP, dan lain-lain, ada di Semarang bawah.
Menikmati Semarang atas, saya tertarik dengan Kampung Jawi. Maka, tempat ini menjadi tujuan kami berikutnya. Kampung Jawi yang terletak di Gunung Pati menjadi kampung tematik untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Jawa.
Kekayaan budaya Jawa berupa kesenian gamelan (@kampungjawi/Instagram.com) |
Kalau bagi warga menuju tua seperti saya mungkin me-refresh kembali pengetahuan, apalagi soal bahasa Jawa yang sudah agak rusty. Nah, kan, malah lebih sering pakai kombinasi bahasa Indonesia dan Inggris. Ckckckck.
Padahal penting banget wawasan bahasa Jawa, apalagi untuk anak-anak yang sehari-hari ikut kami merantau. Mereka tidak banyak terpapar lingkungan dan orang-orang yang berbahasa Jawa.
Maka kegiatan begini menjadi edukasi untuk anak-anak, karena belajar, menjadi terdidik, tidak selalu harus dengan duduk di kelas. Sambil travelling anak-anak juga bisa mendapatkan pelajaran baru.
Pilihan hotel di Semarang atas (Traveloka App) |
Wishlist Ketiga, Ungaran
Keesokan paginya, mari kita menjelajah kabupaten Semarang, Ungaran. Sarapan di Warung Sate Mbak Tun yang legendaris. Ada di Pasar Babadan, tapi harus cek kalender Jawa dulu, karena mereka buka di hari pasaran Wage dan Legi saja. Alasannya karena dahulu saat buka di tahun 1972, Pasar Babadan ramai hanya di dua hari tersebut, maka warung mengikuti buka di dua hari itu saja hingga saat ini.
Tapi, tidak perlu khawatir, kalau memang datang tidak di hari pasaran tersebut. Tetap bisa menikmati Sate Mbak Tun di rumah produksinya, di Jalan Erlangga 8 RT 05/RW 04 Langensari, masih di daerah Babadan. Nah, bagi yang tidak suka olahan daging kambing, tersedia menu ayam goreng dan sejenisnya.
Nikmatnya sate di Warung Sate Mbak Tun Ungaran (Foto oleh @nik_lia/Instagram.com) |
Sebagai bekal di perjalanan, kami membeli getuk kethek yang manis, lembut, dan khas. Harus habis di perjalanan, karena makanan olahan singkong ini tidak tahan terlalu lama, maksimal 6 jam supaya rasa masih enak. Tapi, pengalaman saya, kurang dari 6 jam saja getuk sudah ludes.
Nagihnya Getuk Kethek Ungaran (@getuk_satu_rasa_ungaran/Instagram.com) |
Perjalanan kami selanjutnya menuju Cimory on the Valley, Ungaran. Tidak hanya untuk membeli susu segar, di sana anak-anak bisa melihat hewan-hewan peternakan, seperti sapi dan teman-teman. Ada kebun binatang mini dan taman miniatur dunia.
Pesan tiket Cimory juga bisa via Traveloka App |
Wishlist Keempat, Salatiga
Perjalanan kami berlanjut ke Kota Salatiga, salah satu kota idaman untuk menikmati masa tua nanti.
Saya pribadi beralasan Salatiga tidak terlalu jauh dari Semarang, tempat keluarga besar berada. Jadi, kalau mau mengunjungi keluarga atau ada sesuatu bisa langsung cus. Tapi, dari segi hawa beda dengan Semarang, di Salatiga hawanya lebih sejuk dan dingin karena terletak di kaki gunung Merbabu.
Mengunjungi Salatiga, membuat saya teringat Kopeng. Bumi perkemahan yang sangat terkenal di masa saya sekolah dulu. SMP maupun SMA kalau ada acara berbau-bau camping pasti ke Kopeng tujuannya.
Ke Salatiga, kuliner yang ingin saya coba adalah bakso ABC yang terkenal. Tampilannya sederhana, tapi kabarnya sampai buka cabang di kabupaten lain.
Segarnya bakso ABC (@jajanan_salatiga/Instagram.com) |
Sayur lodeh ndeso (@lawuhndesosalatiga/Instagram.com) |
Selain itu, yang merindukan masakan rumah khas ndeso, yuk, cobain makan di Lawuh Ndeso Salatiga. Sayur yang paling saya rindukan, sayur lodeh yang warnanya medok. Biasanya kalau saya beli di warung nasi di pasar dekat rumah orang tua, sayur lodeh begini disiram lagi dengan sambal kacang. Duh, menambah sedap lewat rasa gurih kacang dan manis gula jawa.
Rekomendasi tempat menginap di Salatiga (Traveloka App) |
Wishlist Kelima, Kudus
Destinasi kota berikutnya agak jauh ke utara Jawa, yaitu kota Kudus.
Ingin rasanya mengenalkan anak-anak tentang Masjid Menara Kudus, salah satu masjid di Indonesia dengan arsitektur yang unik dan khas. Tentu ingin juga memberikan pengetahuan baru tentang oleh-oleh khas dari Kudus, yaitu jenang. Nah, yuk, ajak anak-anak ke Museum Jenang Kudus.
Wisata kulinernya, kita menikmati lentog tanjung, makanan sederhana, tapi membuat pengin nambah lagi, karena tidak cukup satu porsi.
Ada juga sota kerbau. Yep, daging kerbau terkenal sebagai menu protein utama hidangan di Kudus. Harus coba kekayaan kuliner Indonesia yang memang sudah famous dengan sotonya.
Menggodanya daging kerbau di Soto Kerbau Bu Jatmi (Foto oleh @dita.permana8/Instagram.com) |
Lentog Tanjung Kudus yang nikmat sebagai menu sarapan (@explorekudus/Instagram.com) |
Life, You Way!
Menjalani hidup, apalagi soal travelling, semua orang pasti punya preferensi. Ada yang senang travelling menghabiskan waktu dengan kewajiban untuk mengunjungi semua tempat wisata yang ada di kota atau negara tersebut. Misal, merasa tidak lengkap rasanya ke Singapura, kalau belum berfoto di depan Universal Studio atau Patung Merlion.
Tiket wahana Internasional juga bisa dibeli via Traveloka App |
Tapi, ada juga yang cukup dengan mencicipi Laksa lalu sightseeing di Singapura sudah bahagia sekali. Ada yang merasa puas dengan berfoto di setiap spot, tapi ada juga yang merasa cukup dengan menyimpan memori dalam benak.
Karena standar kebahagiaan masing-masing orang tidak sama dan kita rasanya perlu belajar menghormati hal itu, mulai dengan menahan lidah untuk tidak mengomentari hal-hal yang tidak perlu, seperti "Eh, sayang banget, Lo, udah jauh-jauh ke XXX nggak nyobain YYY." Bila memang itu bukan pilihan yang bersangkutan, you do you, I do me.
Bagi saya, beginilah cara menikmati kota kelahiran saya, Semarang, dan Jawa Tengah. Banyak highlight cerita kuliner dan mengenang masa lalu, karena lewat rasa di lidah sesuatu bisa mengendap lama di memori dan tidak terlupakan.
Kita yang tahu apa pilihan yang terbaik. Ikutin suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYourWay.
Bagaimana cara teman-teman menikmati waktu travelling? Menikmati alam, menikmati wahana, menikmati kuliner, atau?
Rasanya Traveloka menyediakan semua pilihan untuk ketiganya.
Referensi dan Aplikasi Pendukung:
Canva(dot)com
Google(dot)com
Instagram(dot)com
Liputan6(dot)com
Padmanews(dot)id
Semarangkota(dot)go(dot)id
Traveloka(dot)com
nice post sist 😍👍🏻
BalasHapusberasa ikut jalan-jalan jugaa, jadi ikutan nostalgia hohoo
will highly recommend this post to people who need the info 🤩
Kalau mudik, mampir ke rumahku di Ungaran hehe
BalasHapus