Momen yang pas membahas hal ini di bulan Ramadan.
Beberapa tahun yang lalu, cukup hits kampanye membaca alquran 1 juz 1 hari. Sampai terbentuk komunitasnya, bernama ODOJ (One Day One Juz). Meskipun kemudian diakomodir juga yang belum bisa sehari membaca 1 juz, bisa ikut One Day One Page (satu halaman). Inti dari campaign itu adalah mengajak agar kita bisa membiasakan membaca alquran setiap hari (karena iman manusia yang naik turun), seberapapun, sesuai kemampuan kita.
Sebelum ada kampanye tersebut, saat masih berstatus mahasiswa, saya juga punya target harian pribadi untuk paling tidak membaca alquran 1 atau setengah juz setiap hari. Bukan apa-apa, kalau tidak ditarget, saya ngerasa ngaco soal baca alquran.
Kadang baca cuma 1 lembar setiap harinya. Dengan waktu yang saya miliki di masa itu, rasanya menyedihkan kalau sedikit sekali waktu yang diluangkan untuk membaca alquran. Padahal seharusnya bisa membaca lebih dari itu. Misal berkaca pada kecepatan membaca alquran, saya seharusnya cuma perlu 1 jam saja untuk menyelesaikan 1 juz. Sedih, kan, kalau dalam 24 jam cuma bisa baca 1 lembar. Hiks. Mengingat aktivitas dulu itu cuma kuliah (ditambah rapat organisasi saja paling).
Dan karena sering ikut kajian, tahu banget utamanya membaca alquran. Apalagi di bulan Ramadan, bulan turunnya alquran. Makin-makin lah seharusnya motivasi membaca alquran.
Semakin dewasa, semakin berusaha memahami, bahwa membaca alquran nggak sekadar mengejar banyaknya halaman atau mengejar hitungan pahala (meski itu tetap jadi motivasi). Tapi, ada kebutuhan hati yang merasa terpenuhi, tenangnya batin karena lebih dekat dengan alquran.
Nggak cuma dengan literally membaca, tapi juga berusaha memaknai ayat-ayat Allah, biasanya via kajian alquran. Favorit saya yang disampaikan oleh Ustadz Nouman Ali Khan (bisa cari di Youtube).
Penyampaian beliau bisa ngena banget ke hati bahwa ayat-ayat Allah itu dimaksudkan secara personal untuk hamba-hambaNya. Sesuatu yang seringkali saya lewatkan, karena ngerasa firman Allah tuh kok ngawang banget, ya. Nah, ternyata saya belajar alquran dengan cara yang salah, sehingga saya nggak bisa memaknai untuk kemudian meng-korelasikan ke kehidupan. Padahal, sebaliknya, semua yang alquran sampaikan, sesungguhnya untuk kita secara personal, umatnya Nabi Muhammad. That's why we call alquran as our guidance.
Kalau kita belum sampai ke tahap menjadikan alquran sebagai panduan hidup, mungkin ada sesuatu yang harus kita benahi dalam memandang alquran.
Karena ketika mengaku sebagai muslim, alquran itu sumber pengetahuan dan hukum yang seharusnya dibuka dan dibaca sehari-hari. Meskipun membaca dan melihat terjemahannya mungkin tidak langsung bisa kita pahami, tapi dari membaca satu ayat alquran, saya sendiri merasa terpantik untuk memikirkan 'Oh, ternyata, gini maksudnya Allah…'. Kesadaran yang mungkin nggak bisa saya dapat ketika nggak tergerak untuk buka dan baca-baca alquran.
Masa-masa jadi anak kuliahan tuh sebenarnya masa keemasan untuk bisa mengejar banyak membaca maupun mengkaji alquran. Sedih kalau ingat masa lalu yang banyakan nonton film dibandingkan nyimak kajian alquran. Hiks. Emang penyesalan selalu datang belakangan.
Karena setelah jadi istri dan ibu-ibu, banyak faktor di luar kemampuan yang membuat alokasi waktu membaca alquran jadi tricky banget. Pengennya hari-hari Ramadan cuma baca alquran, tapi, ada anak-anak yang harus diperhatikan, ada rumah yang harus diurus, and the list goes on.
Pengennya nyimak kajian alquran secara rutin, tapi, ya gitu. Bisa rutin nyimak 1 kajian dengan fokus setiap hari saja sudah syukur Alhamdulillah.
So, sekarang berusaha ngatur waktu gimana bisa menyelesaikan minimal 1 juz tanpa menzolimi kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Saling mendo'akan ya, teman-teman, apapun aktivitas kita, semoga kita dimudahkan dalam berinteraksi dengan alquran.
Mengutip salah satu kajian Ustadz Nouman Ali Khan yang berjudul Reconnect with Quran, bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan berpuasa 30 hari lamanya. Ramadhan menjadi bulan diturunkannya alquran. Maka dari itu sepanjang bulan Ramadhan, sudah seharusnya kita menghidupkan spirit saat alqur'an diturunkan kepada kita. Satu hal penting dalam hidup yang ketika kita kehilangannya, hidup kita jadi tidak berarti.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar